6 Jun 2010

Syeh Abdul Qodir Al-Jailani -ep1-


Kedua Telapak Kakiku ada di punggung setiap Wali Allah Bismilahirrohmaanirrohiim Alhamdu Lilaahi Robbil”aalamiin Asholaatu Wasalaamu ‘ala Sayyidil Mursaliin, Sayidinaa wa Maulanaa Muhammadin wa ‘alaa AaliHi wa ShohbiHi wa ‘alainaa ma’ahum AmiinB Al-Hafid Abu Izza Abdul Mughist bin Harb Al-Baghdadi dan yang lainnya berkata ” Kita biasa hadir di majelis Syeh Abdul Qodir di ribathnya di Baghdad. Umumnya yang menghadiri majelis beliau adalah para Syaikh Iraq diantaranya ; Syaikh Alibin Hiti, Baqa bin Bathu’, Abu Sa’id Al-Qailawi, Musa bin Mahin , Abu NajibAssahrawardi, Abu karam, Abu Umar, Utsman Al Qursyi, Makarim al-Akbar, Mathar, Jaakir, Khalifah, Shidqah, Yahya Murtasyi, Ad-diya Ibrahim al-Juwaini, Abu Abdulah Muhammad al-Qazwaini, dan masih banyak lagi selanjutnya klik di siniAbu Ustman, Umar Ak-Batiahi, Qadib Al- Baan, Abul Abas Ahmad Al-Yamani, Abu Abas Ahmad Al-Qazwaini beserta muridnya Daud yang selalu melaksanakan Shalat fardhu di Makkah, Abu Abdulah Muhammad Al-Khas, Abu Umar, Ustman Al-Iraqi As-Syauki, yang konon merupakan salah seorang Rijal Ghaib ….dan lain sebagainya.


Dalam kondisi Spiritual sang Syaikh berkata “Kakiku ini ada di punggung setiap Wali”. Begitu mendengar tersebut Syeh Ali ASl-Hiti langsung bangkit dan meletakkan kaki SyehAbdul Qodir Al-Jailani di pundaknya. Begitu pula dengan yang lain, mereka telah mengulurkan pundaknya untuk melaksanakan hal tersebut. Syeh Ali bin Abi Barakat Shakr bin Shakr meriwayatkan bahwa ia pernah mendengar ayhnya pernah berkata “Aku penah berkata kepada pamanku Syeh Uday bin Musafir ‘Sepanjang pengetahuan anda selain Syeh Abdul Qodir Al-Jailani adakah para ulama terdahulu yang berkata ‘Kedua kakiku ini ada di pungggung setiap Wali Allah ?’


“Tidak” jawabnya. ‘Jika memang demiian sambungku, lalu apa makna dari perkataan tersebut ?’ Beliau berkata “itu artinya Syeh Abdul Qodir telah mnecapai maqom wali Afrod . ‘Tapi bukankah di setiap generasi terdapat Wali Afrad bantahku lagi.
“Benar tapi tidak ada seoranpun yang diperintahkan oleh Allah untuk mengucapkan kalimat ini” jawabnya. ‘Jadi memang beliau diperintahkan untuk mengucapkan kalimat tersebut ? tanyaku. ‘ya’ jawab beliau. Kemudian beliau berkata ‘karena adanya perintah tersebut mereka meletakkan kepala . Bukankah engkau mengetahui bahwa para Malaikat as bersujud kepada Adam karena adanya perintah krpada mereka untuk melaksanakan hal tersebut. Syeh Baqa bin Bathu An-Nahri Al-Maliki berkata ” Syeh Abdul Qodir berkata’kedua kakiku ini berada di setiap punggung Wali Allah’”. Berkenaan dengan itu Syeh Ibrahim dan Syeh Abi Hasan Ali Arrifa’i al-Bathiahi mwriwayatkan bahwa ayahnya pernah bertanya kepada pamannya Syeh Ahmad Arrifa’i ‘apakah pernyataan Syeh Abdul Qodir ‘ kedua telapak kakiku ini berada di punggung setiap wali Allah berdasarkan perintah atau tidak?’


Pernyataan tersebut berdasarkan perintah jawab beliau. Dalam sebuah riwayat tyang dinisbatkan kepada Syeh Abi Bakaw bin Hawwar menyatakan bahwa veliau pernah berkata di majlisnya ,”Nanti akan muncul di Iraq seorang non arab yang memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah dan manusia.


Namanya Abdul Qodir dan tinggalnya di Baghdad, Dia akan berkata ” Kedua kakiku ini berada di setiap punggung Wali Allah” Dan setiap wali akan mengakui bahwa beliau adalah wali Afrad pada zamannya. Sulthon Auliya dan Syaikh Islam Izzuddin bin Abdissalam berkata, ” Belum pernah kemutawatiran riwayat tenteang sebuah karomah yang sampai kepada kami sebanding dengan kemutawatiran karomah Syeh Abdul Qodir Al Jailani . Beliau adalah orang yang berpegang teguh kepada Syari’ah , menyeru orang-orang untuk melaksanakan syari’ah, dan menghindarkan diri dari yang dilarang olehNya.

Beliau berbaur dengan masyarakat sambil terus menerus beribadah dan beliau bisa mencampurkannya dengan sesuatu yang menyibukkan beliau seperti menikah dan memiliki keturunan . Barang siapa yang mengikuti jalan ini maka ia lebih sempurna daripada yang lain. Ditambah lagi apa yang dinyatakan fdi atas merupakan karakter dari Rosulullohi SAW . Diantara karomah beliau adalah pernyataan beliau ‘Kedua telapak kakiku ini berada di setiap punggung Wali Allah.


Hal tersebut dikarenakan kesempurnaan beliau tidak tertandingi pada masa itu yang tidak diragukan lagi menjadikannya berhak mendapatkan kehormatan tersebut. Syeh Mathar meriwayatkan “Suatu hari ketika saya sedang berada di Zawiyah Syeh Abu Wafa’, guruku, di daerah Qailamaya beliau berkata kepadaku ‘Ya Mathar tutup pintu, jika ada seorang pemuda Ajam (non Arab) datang memohon untuk masuk maka jangan diberi dia ijin’. Akupun melaksanakan perintah beliau. ternyata yang datang adalah Syeh Abdul Qodir yang pada waktu itu masih seorang pemuda. Beliau mohon ijin untuk masuk namun Syeh Abu Wafa’ tidak mengijinkannya masuk.


Saat itu aku melihat Syeh Abu Wafa’ berjalan hilir mudik dalam zawiyah dengan gelisah. Setelah itu beliau mengijinkannya untuk masuk. Ketika Syeh Abu Wafa’ melihat Syeh Abdul Qodir beliau melangkah mendekat dan memeluknya beberapa lama seraya berkata ‘Abdul Qodir‘ demi Yang Maha Agung aku tidak mengijinkanmu masuk pertama kali bukan karena keinginan zalim terhadap hakmu akan tetapi karena takut terhadap dirimu. Akan tetapi setelah aku ketahui bahwa engkau ingin belajar kepadaku dan menaatiku, baru aku merasa aman.


Syaikh Abdurrahman At-Tahfsunaji berkata “Saat Syeh Abdul Qodir datang ke Zawiyah Tajul ‘Arifin Abu Wafa’ beliau berkata kepad para muridnya ‘ Berdiri dan smbutlah Wali Allah’-Pernyataan ini mungkin terjadi pada saat Syeh Abdul Qodir sedang berjalan menuju beliau atau dikeluarkan kepada mereka yang belum bediri ketika Syeh Abdul Qodir datang- Ketika beliau megulang-ulang perintah tersebut, seorang muridnya bertanya kepada beliau sebab pernyataan tersebut.

Beliau menjawab “Pada saatnya nanti pemuda ini akan menjadi sandaran baik golongan khas maupun awam. Aku seakan akan melihatnya seang berbicara di depan khalayak ,”Kedua telapak kakiku ini berada di punggung setiap Wali Allah”. dan pernyataan itu benar adanya. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwea beliau adalah Qutb mereka pada saat itu. Barang siapa berjumpa dengannya pada sat itu, berkhidmadlah kepadanya. Syaikh musallamah bin Naimah As-Saruji ketika ditanya tentang siapakah Qutb itu, beliau menjawab, “Beliau sekarang ada di Makkah, bersembunyi dan hanya diketahui oleh orang-orang saleh.


Dan akn muncul di sini (Iraq) seorang pemuda ‘ajam yang mulia bernama Abdul Qodir Akan tampak dari beliau beberapa Karomah yang luar biasa . Beliau adalah Qutb waktunya dan Ghauts Zamannya. Baliau akn berkata di hadapan orang-orang “Kedua telapak kakiku ini ada di punggung setiap Wali Allah”, dan para Wali akan merendahkan punggungnya kepada beliau. Allah akan memberikan manfaat darinya dan dari karomahnya kepada siapa saja yang mempercayainya. Syaikh Ali Al-Hiti meriwayatkan, “ketika Syaikh Abu Wafa sedang berbicara di dalam majlis, masuklah Syeh Abdul Qodir . beliau memerintahkan para murid untuk mengeluarkannya dan meneruskan ceramahnya. Kemudian untuk yang ke tiga kalinya Syeh Abdul Qodir kembali masuk ke pengajian tersebut.

Kali ini Syaikh Abu Wafa’ turun dari kursinya tempat menyampaikan pengajaran lalu memeluk beliau dan menciumi dahinya seraya berkata,’Para penduduk Baghdad, berdirilah demi Wali Allah ini. Perintahku untuk mengusirnya tidak lain agar kalian mengetahuinya bukan untuk menghinanya.


Betapa mulia seorang hamba yang kibaran panji di atas kepalanya melingkupi timur dan barat’. Kemudian beliau berkata kepada Syeh Abdul Qodir , “Abdul Qadir, masa sekarang milik kami,dan kelak akan menjadi milikmu. Aku serahkan kepadamu Iraq. Semua ayam akan berkokok dan berhenti kecuali kokokan ayammu yang tidak akan berhenti hingga hari kiyamat’. Setelah itu beliau memberikan sajadah, baju, tasbih , tempat makan dan tongkatnya kepada Syeh Abdul Qodir. ‘Ambil semua itu dengan bai’at saran seseorang kepadanya. Namun Syaikh Abu Wafa’ berkata, di dahinya terdapat bai’at Al-Makhzuumi’. Setelah majlis tersebut selesai, Taajul ‘arifiin Syaikh Abu Wafa’ turun dan duduk di akhir tangga tempatnya mencapaikan ceramah seraya menggenggam tangan Syeh Abdul Qodir dan berkata, ‘sekarang adalah waktumu.’ Jika beliau datang aku selalu teringat akan kisah ini dan kemuliaan beliau’.


Syaikh Umar Al-Bazaar berkata, “tasbih yang diberikan Syaikh Abu Wafa kepada beliau dapat berputar sendiri biji-bijinya jika diletakkan di atas tanah. Setelah bellliau eninggal dunia, tasbih tersebut menjadi milik Syaikh Ali bin Al-Hiti. Begitu juga dengan tangan orang yang menyentuh tempat makan yang diberikan Syaikh Abu Wafa’ kepada beliau akan bergetar hingga bahunya”. Syaikh Muhammad Yusuf Al-Aquuli berkata”Aku berniat berziarah kepada Syeh Uday Bin Musafir. Ketika aku menghadap, beliau bertanya kepadaku ‘dari mana anda ?’Aku adalah salah seorang murid Syeh Abdul Qodir ‘ Jawabku. Mendengar jawabanku bekliau berkata ‘Bagus, Qutb-Al arda (bumi) yang dengan pernyataannya “Kedua telapak kakiku ini ada di punggung setiap Wali Allah “ menjadikan 300 Wali dan 700 orang-orang Gaib yang berjalan di bumi maupun yang terbang, mengulurkan pundak mereka kepadanya dalam satu waktu”.


Kemudian aku menziarahi Syeh Ahmad Rifa’i dan menceritakan kepadanya apa yang dikatakan oleh Syeh Uday saat itu dan beliau berkata “sungguh tepat apa yang disampaikan beliau (Syeh Uday). Syaikh Majid Al Kurdi berkata,”saat Syeh Abdul Qodir mengatakan pernyataan di atas, semua wali di bumi pada saat itu merendahkan lehernya sebagai tanda pengakuan mereka terhadap beliau.

bersambung di -ep2-

0 comments:

Catat Ulasan

 

Popular Posts

singaperang Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template